Surat Al – Muddatsir adalah salah satu surat dalam Al-Quran yang memiliki keistimewaan dalam sejarah Islam. Surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyah, artinya surat ini diturunkan pada masa awal kenabian Nabi Muhammad SAW saat beliau masih berdakwah di Al – Muddatsir mengandung pesan-pesan penting yang mengajarkan manusia tentang pentingnya beriman dan beramal saleh. Surat ini dimulai dengan perintah dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk bangun dan bersiap-siap karena tugas yang berat yang menanti. Nabi Muhammad kemudian diberikan perintah untuk menyebarkan ajaran Islam dan menyeru manusia untuk beriman kepada Allah As Syutuhi menulis sebagai berikut Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Jabir, ia mengatakan; Rasulullah berkata, "Aku menyepi di Gua Hira selama satu bulan. Ketika sudah selesai menyepi, maka aku turun ke arah lembah. Kemudian aku dipangil tetapi aku tidak melihat seorang pun. Aku lalu menengadahkan kepalaku Tiba-tiba ada malaikat yang datang kepadaku. Aku lalu pulang, kemudian aku katakan, 'Selimutulah aku.' Maka Allah menurunkan ayat, “Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!" Al-Muddassir 1-2.Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan mengenai ayat ini, orang yang diminta Rasulullah untuk menyelimutinya adalah istri beliau, Khadijah. Oleh Rasulullah, Khadijah juga diminta untuk mengompres beliau bahwa Rasulullah menyepi ke Gua Hira setelah Allah tak menurunkan wahyu kepada beliau untuk beberapa satu riwayat sahabat Nabi Ibnu Abbas pernah mengatakan, dalam satu majelis orang kafir Quraisy yakni pada jamuan makan yang dibuat oleh Al Walid ibnul Mugirah, Al Walid bertanya kepada orang-orang Quraisy."Bagaimanakah pendapat kalian dengan lelaki ini maksudnya Nabi Saw.?" Sebagian dari mereka mengatakan seorang penyihir, sebagian yang lain mengatakan bukan seorang penyihir. Dan sebagian yang lainnya lagi mengatakan seorang tukang tenung, maka sebagian yanglainnya menjawab bukan seorang tukang dari mereka ada yang mengatakan seorang penyair, dan sebagian yang lainnya menjawabnya bukan seorang penyair. Lalu sebagian dari mereka ada yang mengatakan bahwa bahkan dia adalah seorang penyihir yang belajar dari orang-orang dahulu. Akhirnya mereka sepakat menyebutnya sebagai seorang penyihir yang belajar dari orang-orang dahulu.”Selain itu, Surat Al - Muddatsir juga memberikan petunjuk bagi umat Islam untuk senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam dan menjauhi segala bentuk perbuatan yang dapat menyebabkan dosa. Surat ini mengajarkan pentingnya menjaga diri dari godaan dan menghindari perilaku buruk yang dapat menghancurkan moral dan akhlak Al - Muddatsirjuga menjadi pengingat bagi manusia tentang pentingnya menjaga kesehatan fisik dan spiritual. Surat ini mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan jiwa agar dapat beribadah dengan baik kepada Allah SWT dan memperoleh keberkahan hidup di dunia dan di Surat Al - Muddatsirmemiliki tema penting tentang keimanan, ketaqwaan, dan keberanian dalam menyebarkan agama Islam. Surat ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk terus berjuang dalam menyebarkan ajaran Islam meskipun menghadapi tantangan yang berat. Semoga kita dapat belajar dari surat ini dan mengambil pelajaran yang berharga dalam kehidupan kita sehari-hari.AsbabunNuzul dan Keutamaan Surat Al Fatihah | kumparan.com. Surat Al Fatihah, Asbabun Nuzul, Latin, Beserta Terjemahan Bahasa Indonesia - Portal Jember. Asbabun Nuzul Surah Al-Fatiha Part 1 - Ust Adi Hidayat - YouTube. Asbabun Nuzul Surah Al-Falaq & An-Naas | alqur'anmulia. MAPEL SEKOLAH: Ayat, Terjemah, Kandungan dan Asbabun Nuzul Surat Al
Ayat 1 dan 2, yaitu firman Allah ta’ala, “Wahai orang yang berkemul berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! al-Muddatstsir 1-2 Sebab Turunnya Ayat Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, “Saya menyendiri di Gua Hira selama sebulan. Setelah selesai, saya lalu bermaksud turun ke bawah. Ketika berada di pertengahan bukit, tiba-tiba terdengar sebuah suara memanggil, tapi saya tidak melihat seorang pun. Akan tetapi, tatkala saya mengangkat kepala, tiba-tiba terlihat malaikat yang sebelumnya mendatangi saya. Saya langsung bergegas pulang. Sesampainya di rumah, saya lalu berkata, Selimuti saya!’ Allah lalu menurunkan ayat, “Wahai orang yang berkemul berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!'” Ayat 1-7, yaitu firman Allah ta’ala, “Wahai orang yang berkemul berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala perbuatan yang keji, dan janganlah engkau Muhammad memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.” al-Muddatstsir 1-7 Sebab Turunnya Ayat Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari Walid ibnul-Mughirah membuat jamuan untuk orang-orang Quraisy. Tatkala mereka tengah makan, Walid berkata, “Apa pendapat kalian terhadap laki-laki ini Muhammad?” Sebagian lalu berkata, “Tukang sihir!” Akan tetapi, yang lain membantah, “Ia bukan tukang sihir!” Sebagian lain berkata, “Seorang dukun!” Akan tetapi, yang lain membantah, “Ia bukan dukun!” Sebagian berkata, “Seorang penyair!” Tetapi, lagi-lagi yang lain menyangkal, “Ia bukan penyair!” Sebagian yang lain lalu berkata, “Apa yang dibawanya itu Al-Qur’an adalah sihir yang dipelajari dari orang-orang terdahulu.” Tatkala Rasulullah mendengar ucapan-ucapan tersebut beliau langsung merasa sedih. Beliau lantas menutup kepalanya serta menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Allah lalu menurunkan ayat, “Wahai orang yang berkemul berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!” hingga ayat 7, “Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.” Ayat 11, yaitu firman Allah ta’ala, “Biarkanlah Aku yang bertindak terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya.” al-Muddatstsir 11 Sebab Turunnya Ayat Imam al-Hakim meriwayatkan suatu riwayat yang dinilainya shahih dari Ibnu Abbas, “Suatu ketika, Walid ibnul-Mughirah mendatangi Rasulullah. Beliau lantas membacakan beberapa potong ayat Al-Qur’an kepadanya. Hati Walid terlihat seperti tersentuh terpengaruh dengan ayat-ayat tersebut. Ketika kejadian itu didengar oleh Abu Jahal, ia langsung mendatangi Walid dan berkata, Wahai Paman, sesugguhnya kaummu bermaksud mengumpulkan uang untuk diberikan kepadamu. Sesungguhnya engkau mendatangi Muhammad dengan maksud untuk menentang/merintangi apa yang telah kita sepakati sebelumnya.’ Mendengar hal itu, Walid lalu menjawab, “Sesungguhnya seluruh orang Quraisy mengetahui bahwa saya adalah orang yang paling kaya di antara mereka.’ Abu Jahal lantas berkata, Jika demikian, ucapkanlah sesuatu yang menunjukkan kepada kaummu bahwa engkau mengingkari seruan Muhammad dan membencinya.’ Walid lalu menjawab, Akan tetapi, apa yang harus saya katakan? Demi Allah, tidak ada seorang pun di antara kalian yang paling menguasai seluk-beluk syair dari saya, sebagaimana tidak ada yang lebih menguasai ilmu sajak, puisi, bahkan syair-syair jin ketimbang saya. Demi Allah, apa yang diucapkannya itu tidak sedikit pun menyerupai hal-hal tadi syair, sajak, puisi dan lainnya. Demi Allah, kata-kata yang diucapkannya itu sungguh menawan dan menarik hati. Apa yang dikatakannya itu bersinar di atasnya dan bercahaya di bawahnya. Kata-kata tersebut mahaagung, tidak ada yang dapat menandinginya. Ia juga melibas habis apa yang ada di bawahnya.!’ Mendengar ucapan Walid itu, Abu Jahal menjawab, Sungguh kaummu belum akan tenang sampai engkau mengucapkan sesuatu yang mencela Muhammad.’ Walid lalu berkata, “Beri saya kesempatan untuk memikirkannya.’ Setelah berpikir beberapa lama, tiba-tiba Walid berkata, Ini adalah sihir yang dipelajarinya dari orang lain!’ Tidak lama kemudian, turunlah ayat, “Biarkanlah Aku yang bertindak terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya.” Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan riwayat senada dari jalur yang lain. Ayat 30, yaitu firman Allah ta’ala, “Di atasnya ada sembilan belas malaikat penjaga.” al-Muddatstsir 30” Sebab Turunnya Ayat Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi dalam kitab al-Ba’ts meriwayatkan dari Al-Barra’ bahwa beberapa orang Yahudi menanyakan kepada salah seorang sahabat Nabi saw. tentang para penjaga neraka. Sahabat tersebut lantas datang kepada Nabi saw. untuk menanyakannya. Pada saat itu juga turun ayat ini. Ayat 31, yaitu firman Allah ta’ala, “Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mu’min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir mengatakan “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” al-Muddatstsir 30 Sebab Turunnya Ayat Dari Abu Ishaq diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Jahal berkata, “Wahai sekalian warga Quraisy, Muhammad menyatakan bahwa bala tentara Allah yang nantinya akan mengazab kalian di neraka berjumlah sembilan belas, sementara kalian berjumlah sangat banyak. Mungkinkah seratus orang dari kalian tidak mampu menghadapi satu dari mereka!” Allah lalu menurunkan ayat ini. Riwayat yang mirip dengan di atas juga diriwayatkan oleh Qatadah. Diriwayatkan dari Suddi, “Ketika turun ayat 30, Di atasnya ada sembilan belas malaikat penjaga,’ seorang laki-laki dari Quraisy bernama Abu Asydaq berkata, Wahai orang-orang Quraisy, janganlah kalian merasa gentar dengan sembilan belas malaikat tersebut. Dengan bahu kanan saya ini saja saya akan mengatasi sepuluh dari mereka, sementara yang sembilan lagi dengan bahu kiri.’ Allah lalu menurunkan ayat ini.” Ayat 52, yaitu firman Allah ta’ala, “Bahkan setiap orang dari mereka ingin agar diberikan kepadanya lembaran-lembaran kitab yang terbuka.” al-Muddatstsir 52 Sebab Turunnya Ayat Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Suddi yang berkata, “Mereka orang-orang kafir Quraisy berkata, Sekiranya Muhammad memang benar maka bisakah ia mendatangkan, ketika kita bangun dari tidur di pagi hari, sebuah lembaran yang di dalamnya tercantum pembebasan kita dari neraka?’ Tidak lama kemudian turunlah ayat ini.” Sumber Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie Gema Insani, hlm. 602 – 606. Post Views 3,964
TafsirSurat Al-Baqarah Ayat 54. Tafsir | Ahad, 27 Jun 2021; Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 53. Tafsir | Sabtu, 26 Jun 2021; Selanjutnya . Terpopuler. 1. Trik Gus Samsudin Dibongkar, Ketua PBNU: Jangan Kiaikan Dukun. 2. Beda Dukun dan Kiai Ahli Hikmah Menurut Gus Fahrur. 3. Benarkah Abu Bakar Ba'asyir Mengakui Pancasila? Ini Faktanya
74. QS. Al-Muddassir Orang yang Berkemul 56 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ يٰۤاَيُّهَا الۡمُدَّثِّرُ Yaaa ayyuhal muddassir 1. Wahai orang yang berkemul berselimut! قُمۡ فَاَنۡذِرۡ Qum fa anzir 2. bangunlah, lalu berilah peringatan! وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ Wa rabbaka fakabbir 3. dan agungkanlah Tuhanmu, وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ Wa siyaabaka fatahhir 4. dan bersihkanlah pakaianmu, وَالرُّجۡزَ فَاهۡجُرۡ Warrujza fahjur 5. dan tinggalkanlah segala perbuatan yang keji, وَلَا تَمۡنُنۡ تَسۡتَكۡثِرُ Wa laa tamnun tastaksir 6. dan janganlah engkau Muhammad memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. وَ لِرَبِّكَ فَاصۡبِرۡؕ Wa li Rabbika fasbir 7. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah. فَاِذَا نُقِرَ فِى النَّاقُوۡرِۙ Fa izaa nuqira fin naaquur 8. Maka apabila sangkakala ditiup, فَذٰلِكَ يَوۡمَٮِٕذٍ يَّوۡمٌ عَسِيۡرٌۙ Fazaalika yawma 'iziny yawmun 'asiir 9. maka itulah hari yang serba sulit, عَلَى الۡكٰفِرِيۡنَ غَيۡرُ يَسِيۡرٍ 'Alal kaafiriina ghayru yasiir 10. bagi orang-orang kafir tidak mudah. ذَرۡنِىۡ وَمَنۡ خَلَقۡتُ وَحِيۡدًا Zamii wa man khalaqtu wahiidaa 11. Biarkanlah Aku yang bertindak terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya, وَّجَعَلۡتُ لَهٗ مَالًا مَّمۡدُوۡدًا Wa ja'altu lahuu maalam mamduudaa 12. dan Aku beri kekayaan yang melimpah, وَّبَنِيۡنَ شُهُوۡدًا Wa baniina shuhuudaa 13. dan anak-anak yang selalu bersamanya, وَّمَهَّدتُّ لَهٗ تَمۡهِيۡدًا Wa mahhattu lahuu tamhiida 14. dan Aku beri kelapangan hidup seluas-luasnya. ثُمَّ يَطۡمَعُ اَنۡ اَزِيۡدَ Summa yat ma'u an aziid 15. Kemudian dia ingin sekali agar Aku menambahnya. كَلَّا ؕ اِنَّهٗ كَانَ لِاٰيٰتِنَا عَنِيۡدًا Kallaaa innahuu kaana li Aayaatinaa 'aniidaa 16. Tidak bisa! Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami Al-Qur'an. سَاُرۡهِقُهٗ صَعُوۡدًا Sa urhiquhuu sa'uudaa 17. Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan. اِنَّهٗ فَكَّرَ وَقَدَّرَۙ Innahuu fakkara wa qaddar 18. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan apa yang ditetapkannya, فَقُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَۙ Faqutila kayfa qaddar 19. maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? ثُمَّ قُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَۙ Summa qutila kaifa qaddar 20. Sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?AsbabunNuzul Surah al-Muddatstsir Ayat 1 dan 2, yaitu firman Allah ta'ala,. (al-Muddatstsir: 1-2). Sebab Turunnya Ayat. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, "Saya menyendiri Ayat 1-7, yaitu firman Allah ta'ala,. Bangunlah, lalu berilah peringatan! Surat Al Muddatsir lengkap Arab latin dan artinya. – Berikut bacaan Surat Al Muddatsir dan artinya dalam Bahasa Al Muddatsir merupakan surah ke-74 yang diturunkan setelah Surat Al ini tergolong sebagai surah makkiyah karena diturunkan di Alquran, Surat Al Muddatsir menempati juz 29 tepatnya setelah Surat Al Muzzammil [yaa ayyuhal muzammil].Surat Al Muddatsir namanya diambil dari bacaan ayat dalam Bahasa Indonesia, Al Muddatsir ialah orang yang simak bacaan Surat Al Muddatsir lengkap Arab latin dan artinya dalam Bahasa ayyuhaal muddat tsir. Surah Al Mudatsir Arab, Latin dan Terjemahan Artinya – Penjelasan surat Al Mudatsir adalah surah ke-74 dalam Al Qur’an yang terdiri atas 56 ayat. Surat ini tergolong surat Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah dan diturunkan setelah surah Al Muzzammil. Surat ini dinamakan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama yang artinya [Orang yang berkemul] / [berselimut]. Pokok isi kandungan Surah Al Mudatsir Ayat 1-7 Adapun isi kandungan atau makna surah Al Mudattsir ayat 1-7 adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan agama Islam kepada umat manusia. Asbabun Nuzul Surah Al-Mudatsir Sebab diturunkannya surah Al Mudatsir Ayat 1 dan 2 Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Saya menyediri di Gua Hira selama sebulan. Setelah selesai, saya lalu bermaksud turun ke bawah. Ketika berada di pertengahan bukit, tiba-tiba terdengar sebuah suara memanggil, tapi saya tidak melihat seorang pun. Akan tetapi, tatkala saya mengangkat kepala, tiba-tiba terlihat malaikat yang sebelumnya mendatangi saya. Saya langsung bergegas pulang. Sesampainya di rumah, saya lalu berkata, Selimuti saya!” Allah lalu menurunkan ayat, “Wahai orang yang berkemul [berselimut]! Bangunlah, lalu berilah peringatan!”. Sebab turunnya surat Al Mudatsir Ayat 11 Imam al-Hakim meriwayatkan suatu riwakay yang shahih dari Ibnu Abbas, “Suatu ketika, Walid ibnul-Mughirah mendatangi Rasulullah. Beliau lantas membacakan beberapa potong ayat Al-Quran kepadanya. Hati Walid terlihat seperti tersentuh [terpengaruh] dengan ayat-ayat tersebut. Ketika kejadian itu didengar oleh Abu Jahal, ia langsung mendatangi Walid dan berkata, Wahai Paman, sesungguhnya kaummu bermaksud mengumpulkan uang untuk diberikan kepadamu. Sesungguhnya engkau mendatangi Muhammad dengan maksud untuk menentang/merintangi apa [yang telah kita sepakati] sebelumnya.’ Mendengar hal itu, Walid lalu menjawab, “Sesungguhnya seluruh orang Quraisy mengetahui bahwa saya adalah orang yang paling kaya di antara mereka.’ Abu Jahal lantas berkata, Jika demikian, ucapkanlah sesuatu yang menunjukkan kepada kaummu bahwa engkau mengingkari seruan Muhammad dan membencinya.’ Walid lalu menjawab, Akan tetapi, apa yang harus saya katakan? Demi Allah, tidak ada seorang pun di antara kalian yang paling menguasai seluk-beluk syair dari saya, sebagaimana tidak ada yang lebih menguasai ilmu sajak, puisi, bahkan syair-syair jin ketimbang saya. Demi Allah, apa yang diucapkannya itu tidak sedikit pun menyerupai hal-hal tadi [syair, sajak, puisi dan lainnya]. Demi Allah, kata-kata yang diucapkannya itu sungguh menawan dan menarik hati. Apa yang dikatakannya itu bersinar di atasnya dan bercahaya di bawahnya. Kata-kata tersebut mahaagung, tidak ada yang dapat menandinginya. Ia juga melibas habis apa yang ada di bawahnya.!’ Mendengar ucapan Walid itu, Abu Jahal menjawab, Sungguh kaummu belum akan tenang sampai engkau mengucapkan sesuatu [yang mencela Muhammad].’ Walid lalu berkata, “Beri saya kesempatan untuk memikirkannya.’ Setelah berpikir beberapa lama, tiba-tiba Walid berkata, Ini adalah sihir yang dipelajarinya dari orang lain!’ Tidak lama kemudian, turunlah ayat, “Biarkanlah Aku [yang bertindak] terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya.” Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan riwayat senada dari jalur yang lain. Sebab diturunkannya Ayat 30 Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi dalam kitab al-Ba’ts meriwayatkan dari Al-Barra’ bahwa beberapa orang Yahudi menanyakan kepada salah seorang sahabat Nabi saw. tentang para penjaga neraka. Sahabat tersebut lantas datang kepada Nabi saw. untuk menanyakannya. Pada saat itu juga turun ayat 31. Sebab diturunkannya Ayat 31 Dari Abu Ishaq diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Jahal berkata, “Wahai sekalian warga Quraisy, Muhammad menyatakan bahwa bala tentara Allah yang nantinya akan mengazab kalian di neraka berjumlah sembilan belas, sementara kalian berjumlah sangat banyak. Mungkinkah seratus orang dari kalian tidak mampu menghadapi satu dari mereka!” Allah lalu menurunkan ayat ini. Riwayat yang mirip dengan di atas juga diriwayatkan oleh Qatadah. Diriwayatkan dari Suddi, “Ketika turun ayat 30, Di atasnya ada sembilan belas [malaikat penjaga],’ seorang laki-laki dari Quraisy bernama Abu Asydaq berkata, Wahai orang-orang Quraisy, janganlah kalian merasa gentar dengan sembilan belas malaikat tersebut. Dengan bahu kanan saya ini saja saya akan mengatasi sepuluh dari mereka, sementara yang sembilan lagi dengan bahu kiri.’ Allah lalu menurunkan ayat ini.” Sebab diturunkannya Al Mudatsir Ayat 52 Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Suddi yang berkata, “Mereka orang-orang kafir Quraisy] berkata, Sekiranya Muhammad memang benar maka bisakah ia mendatangkan, ketika kita bangun dari tidur di pagi hari, sebuah lembaran yang di dalamnya tercantum pembebasan kita dari neraka?’ Tidak lama kemudian turunlah ayat ini.” Sumber Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie [Gema Insani], hlm. 602 – 606. *** Berikut ini teks bacaan atau lafadz surah Al-Mudatsir Arab, latin, dan terjemahan artinya [bahasa Indonesia]. Teks Bacaan Surat Al Mudatsir Arab, Latin, dan Terjemahan Artinya Surah Al Mudatsir[Orang yang berkumul]Juz 29Surat ke 74 56 ayat بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ Bismillahirrahmaanirrahiim[i] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ Yaa ayyuhaal muddats-tsir[u] 1. “Hai orang yang berkemul [berselimut],” Qum fa-andzir 2. “bangunlah, lalu berilah peringatan!” Warabbaka fakabbir 3. “dan Tuhanmu agungkanlah!” Watsiyaabaka fathahhir 4. “dan pakaianmu bersihkanlah,” Warrujza faihjur 5. “dan perbuatan dosa tinggalkanlah,” وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ Walaa tamnun tastaktsir[u] 6. “dan janganlah kamu memberi [dengan maksud] memperoleh [balasan] yang lebih banyak.” Wa lirabbika faashbir 7. “Dan untuk [memenuhi perintah] Tuhanmu, bersabarlah.” فَإِذَا نُقِرَ فِي ٱلنَّاقُورِ Fa idzaa nuqira fiinnaaquur[i] 8. “Apabila ditiup sangkakala,” فَذَٰلِكَ يَوۡمَئِذٍ يَوۡمٌ عَسِيرٌ Fa dzaalika yauma-idzin yaumun asiir[un] 9. “maka waktu itu adalah waktu [datangnya] hari yang sulit,” عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ غَيۡرُ يَسِيرٌ Alal kaafiriina ghairu yasiir[in] 10. “bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.” ذَرۡنِي وَمَنۡ خَلَقۡتُ وَحِيدٗا Dzarnii wa man khalaqtu wahiidaa[n] 11. “Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian [1526].” وَجَعَلۡتُ لَهُۥ مَالٗا مَّمۡدُودٗا Wa ja’altu lahuu maaalan mamduudaa[n] 12. “Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,” Wa baniina syuhuudaa[n] 13. “dan anak-anak yang selalu bersama dia,” وَمَهَّدتُّ لَهُۥ تَمۡهِيدٗا Wa mahhadtu lahuu tamhiidaa[n] 14. “dan Ku lapangkan baginya [rezki dan kekuasaan] dengan selapang-lapangnya,” ثُمَّ يَطۡمَعُ أَنۡ أَزِيدَ Tsumma yathma’u an aziid[a] 15. “kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.” كَلَّآۖ إِنَّهُۥ كَانَ لِأٓيَٰتِنَا عَنِيدٗا Kallaa, innahuu kaana li-aayaatinaa aniidaa[n] 16. “Sekali-kali tidak [akan Aku tambah], karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami [Al Quran].” Sa-urhiquhuu sha’uudaa[n] 17. “Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.” إِنَّهُۥ فَكَّرَ وَقَدَّرَ Innahuu fakkara waqaddar[a] 18. “Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan [apa yang ditetapkannya],” Fa qutila kaifa qaddar[a] 19. “maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?,” ثُمَّ قُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ Tsumma qutila kaifa qaddar[a] 20. “kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,” Tsumma nazhar[a] 21. “kemudian dia memikirkan,” Tsumma abasa wabasar[a] 22. “sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,” ثُمَّ أَدۡبَرَ وَٱسۡتَكۡبَرَ Tsumma adbara waastakbar[a] 23. “kemudian dia berpaling [dari kebenaran] dan menyombongkan diri,” فَقَالَ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ يُؤۡثَرُ Fa qaala in haadzaa illaa sihrun yu`tsar[u] 24. lalu dia berkata “[Al Quran] ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari [dari orang-orang dahulu],” إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا قَوۡلُ ٱلۡبَشَرِ In haadzaa illaa qaulul basyar[i] 25. “ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.” Saushliihi saqar[a] 26. “Aku akan memasukkannya ke dalam [neraka] Saqar.” وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا سَقَرُ Wa maa adraaka maa saqar[u] 27. “Tahukah kamu apakah [neraka] Saqar itu?” Laa tubqii wa laa tadzar[u] 28. “Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan [1527].” Lau-waahatul[n]-lilbasyar[i] 29. “[Neraka Saqar] adalah pembakar kulit manusia.” عَلَيۡهَا تِسۡعَةَ عَشَرَ Alaihaa tis’ata asyar[a] 30. “Dan di atasnya ada sembilan belas [malaikat penjaga].” وَمَا جَعَلۡنَآ أَصۡحَٰبَ ٱلنَّارِ إِلَّا مَلَٰٓئِكَةٗۖ وَمَا جَعَلۡنَا عِدَّتَهُمۡ إِلَّا فِتۡنَةٗ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ لِيَسۡتَيۡقِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَيَزۡدَادَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِيمَٰنٗا وَلَا يَرۡتَابَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَلِيَقُولَ ٱلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَٱلۡكَٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَمَا يَعۡلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَۚ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ لِلۡبَشَرِ Wa maa ja’alnaa ashhaabannaari illaa malaa-ikatan wa maa ja’alnaa iddatahum illaa fitnatal[n] lil-ladziina kafaruu liyastaiqinal-ladziina uutuul kitaaba wayazdaadal-ladziina aamanuu iimaanan walaa yartaabal-ladziina uutuul kitaaba wal mu`minuuna waliyaquulal-ladziina fii quluubihim maradhun wal kaafiruuna maadzaa araadallahu bihaadzaa matsalaa kadzaalika yudhillullahu man yasyaa-u wayahdii man yasyaa-u wa maa ya’lamu junuuda rabbika illaa huwa wamaa hiya illaa dzikraa lilbasyar[i] 31. Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir [mengatakan] “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. Kallaa wal qamar[i] 32. “Sekali-kali tidak [1528], demi bulan,” Wal laili idz adbar[a] 33. “dan malam ketika telah berlalu,” وَٱلصُّبۡحِ إِذَآ أَسۡفَرَ Wash-shub-hi idzaa asfar[a] 34. “dan subuh apabila mulai terang.” إِنَّهَا لَإِحۡدَى ٱلۡكُبَرِ Innahaa la-ihdal kubar[i] 35. “Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar,” Nadziiral[n]-lilbasyar[i] 36. “sebagai ancaman bagi manusia.” لِمَن شَآءَ مِنكُمۡ أَن يَتَقَدَّمَ أَوۡ يَتَأَخَّرَ Li man syaa-a minkum an yataqaddama au yataakh-khar[a] 37. “[Yaitu] bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur [1529].” كُلُّ نَفۡسِۢ بِمَا كَسَبَتۡ رَهِينَةٌ Kullu nafsin bimaa kasabat rahiinah[tun] 38. “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,” إِلَّآ أَصۡحَٰبَ ٱلۡيَمِينِ Illaa ashhaabal yamiin[i] 39. “kecuali golongan kanan,” فِي جَنَّٰتٍ يَتَسَآءَلُونَ Fii jannaatin yatasaa-aluun[a] 40. “berada di dalam syurga, mereka tanya menanya,” Anil mujrimiin[a] 41. “tentang [keadaan] orang-orang yang berdosa,” مَا سَلَكَكُمۡ فِي سَقَرَ Maa salakakum fii saqar[a] 42. “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar [neraka]?” قَالُواْ لَمۡ نَكُ مِنَ ٱلۡمُصَلِّينَ Qaaluuu lam naku minal mushalliin[a] 43. Mereka menjawab “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,” وَلَمۡ نَكُ نُطۡعِمُ ٱلۡمِسۡكِينَ Wa lam naku nuth’imul miskiin[a] 44. “dan kami tidak [pula] memberi makan orang miskin,” وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلۡخَآئِضِينَ Wa kunnaa nakhuudhu ma’al khaa-idhiin[a] 45. “dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,” وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوۡمِ ٱلدِّينِ Wa kunnaa nukadz-dzibu bi yaumiddiin[i] 46. “dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,” حَتَّىٰٓ أَتَىٰنَا ٱلۡيَقِينُ Hattaa ataanaal yaqiin[u] 47. “hingga datang kepada kami kematian.” فَمَا تَنفَعُهُمۡ شَفَٰعَةُ ٱلشَّٰفِعِينَ Fa maa tanfa’uhum syafaa’atusy-syaafi’iin[a] 48. “Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.” فَمَا لَهُمۡ عَنِ ٱلتَّذۡكِرَةِ مُعۡرِضِينَ Fa maa lahum anittadzkirati mu’ridhiin[a] 49. “Maka mengapa mereka [orang-orang kafir] berpaling dari peringatan [Allah]?,” كَأَنَّهُمۡ حُمُرٌ مُّسۡتَنفِرَةٌ Ka-annahum humurun mustanfirah[tun] 50. “seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut,” Farrat min qaswarah[tin] 51. “lari daripada singa.” بَلۡ يُرِيدُ كُلُّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُمۡ أَن يُؤۡتَىٰ صُحُفٗا مُّنَشَّرَةٗ Bal yuriidu kulluumri-in minhum an yu`taa shuhufan munasy-syarah[tan] 52. “Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka.” كَلَّاۖ بَل لَّا يَخَافُونَ ٱلۡأٓخِرَةَ Kallaa, bal laa yakhaafuuna-aakhirah[ta] 53. “Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat.” كَلَّآ إِنَّهُۥ تَذۡكِرَةٌ Kallaa innahu tadzkirah[tun] 54. “Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Quran itu adalah peringatan.” Fa man syaa-a dzakarah[u] 55. “Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya [Al Quran].” وَمَا يَذۡكُرُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُۚ هُوَ أَهۡلُ ٱلتَّقۡوَىٰ وَأَهۡلُ ٱلۡمَغۡفِرَةِ Wa maa yadzkuruuna illaa an yasyaa-allahu huwa ahlut taqwa wa ahlul maghfirah[ti] 56. “Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali [jika] Allah menghendakinya. Dia [Allah] adalah Tuhan Yang patut [kita] bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.” Video Bacaan Surat Al Mudatsir Baca juga Bacaan Surah Al Qariah Demikianlah artikel tentang surah Al-Mudatsir Arab, latin, dan terjemahan artinya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.
2630. Sebagai akibat dari kedurhakaan yang dilakukan oleh al-Walid dan siapa pun, sebagaimana diuraikan oleh ayat-ayat yang lalu, maka ia disiksa dan puncaknya dijelaskan pada ayat-ayat ini. Kelak, A 74:30, 74 30, 74-30, Surah Al Muddatstsir 30, Tafsir surat AlMuddatstsir 30, Quran Al-Mudatsir 30, Al-Muddatstsir 30, Al Mudasir 30, Al-Muddassir 30, Surah Al Mudasir ayat 30, #
بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kajian Islam katagori posting Asbabun Nuzul. Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam menyajikan materi Asbabun Nuzul Surat Al-Muddatsir Yang Berselimut QS 74 Pembaca budiman, semoga Allah selalu mencurahkan Rahmat dan Ridhanya serta bimbingan dalam seluruh aktivitas kita di dunia ini. Aamiin... Surat Al-Muddatsir adalah surat yang diturunkan setelah surat Al-'Alaq surat permulaan Al-quran diturunkan dalam bulan Ramadhan di Gua Hira'. Surat Al-Muddatsir adalah surat ke 74 dalam urutan surat yang terdiri dari 114 surat secara keseluruhan di dalam Al-Quran. Surat Al-Muddatsir adalah surat yang diturunkan Allah Swt. melalui malaikat Jibril AS, setelah surat Al-'Alaq. Adapun kronologis turunnya /Asbabun nuzul dari surat tersebut adalah sebagai berikut Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. bersabda "Ketika aku telah selesai 'Uzlah, selama sebulan di gua hira' aku turun ke lembah. Setelah sampai di tetengah-tengah lembah ada yang memanggilku, tetapi aku tidak melihat seorang pun di sana. Aku menengadahkan kepalaku ke langit, dan tiba-tiba aku melihat malaikat yang pernah mendatangiku di gua Hira'. Aku cepat-cepat pulang dan berkata berkata kepada orang rumah Hadijah Istri Nabi Selimutilah-selimutilah aku" Maka turunlah QS, 74 1 dan 2 sebagai perintah untuk menyingsingkan selimutnya dan berdakwah. يٰٓأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ ﴿المدثر1 قُمْ فَأَنذِرْ﴿المدثر 2 "Hai orang yang berkemul berselimut" QS, 74 1 "Bangunlah lalu berilah peringatan" QS, 74 2 Asbabun nuzul di atas, diriwayatkan oleh as-Syaikhani yang bersumber dari Jabir. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa al-Walid bin al-Mughirah membuat makanan dalam rangka berkumpul dari kaum Quraisy. Ketika mereka mulai makan-makan berkata al-Walid kepada teman-temannya "Nama apa yang pantas kalian berikan kepada orang seperti ini Muhammad? Berkata yang lainnya "Sahir tukang sihir" Yang lain berkata pula "Dia bukan tukang sihir" Berkata yang lainnya "Sya'ir tukang Sya'ir Berkata yang lainnya lagi "Dia buakan tukang Sya'ir" Berkata yang lainnya lagi "Dia sihir yang berbekas membekas kepada yang lainnya . Semua pembicaraan ini sampai kepada Nabi saw. sehingga beliau merasa sedih dan mengikat kepalanya serta berselimut. Maka Allah menurunkan QS, 74 1 s/d 7 sebagai perintah untuk menyingsingkan bajunya dan berdakwah. Ayat 1 sd 7 sebagai berikut يٰٓأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ﴿المدثر1 قُمْ فَأَنذِرْ﴿المدثر 2 وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ﴿المدثر 3 وَثِيَابَكَ فَطَهِّ﴿المدثررْ4 وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ ﴿المدثر5 وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ ﴿المدثر6 وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ﴿المدثر7 "Hai orang yang berkemul berselimut" 1 "Bangunlah lalu berilah peringatan" 2 "Dan Tuhanmu hendaklah kamu agungkan" 3 "Dan pakaianmu hendaklah kamu bersihkan 4 "Dan perbuatan dosa hendaklah kamu tinggalkan 5 "Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh imbalan yang lebih banyak" 6 "Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu hendaklah kamu bersabar" 7 Ket. Diriwayatkan oleh at-Thabrani bersumber dari Ibnu Abbas. Baca Artikel ini Menjadikan kita dapat membaca Al-Quran dengan Baik. Dalam suatu riwayat lain dikemukakan bahwa al-Walid bin al-Mughirah pemimpin Quraisy datang kepada Nabi saw. Ketika itu Nabi swa. membaca al-Quran kepadanya sehingga ia tertarik. Kejadian ini beritanya sampai kepada Abu Jahl sehingga ia sengaja datang kepada al-Walid sambil berkata "Hai Paman! Sesungguhnya kaummu akan mengumpulkan harta untuk diberikan kepadamu dengan maksud agar engkau mengganggu Muhammad" Al-Walid berkata " Bukankah kaum Quraisy telah mengetahui bahwa aku yang paling kaya diantara mereka? Selanjutnya Abu Jahl berkata "Kalau demikian ucapkan suatu perkataan yang menunjukkan bahwa engkau ingkar dan benci kepadanya Muhammad" al-Walid berkata "Apakah yang harus aku katakan, demi Allah tidak ada di antara kalian yang lebih tinggi Sya'irnya, sajaknya, atau pun qasidhahnya, dan Syi'ir-syi'irnya jinnya yang melebihi daripadaku. Demi Allah sesungguhnya tidak ada yang menyerupai ucapan Muhammad sedikitpun dari yang kuketahui. Demi Allah ucapannya manis, bagus dan indah, gemilang dan cemerlang. Ucapannya tinggi tak ada yang lebih tinggi daripadanya, dan kesemuannya yang telah kuketahui lebih rendah daripadanya" Abu Jahl berkata "Tidak akan senang kaummu sebelum engkau menunjukkan kebencianmu kepadanya,Muhammad" al-Walid berkata "Baiklah aku akan berfikir dahulu" Setelah berfikir ia berkata "Benar bahwa ucapannya sihir yang berkesan, yang memberi bekas kepada yang lainnya" Maka turunlah QS, 74 11 sebagai ancaman kepada orang-orang yang mendustakannya. ذَرْنِى وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا﴿المدثر 11 "Biarkanlah Aku saja yang bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian". QS, 74 11 Diriwayatkan oleh al-Hakim dan dishohehkannya yang bersaumber dari Ibnu Abbas. Sanad Hadits ini shoheh menurut syarat al-Bukhari. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim. Dalam riwayat dikemukakan bahwa segolongan kaum Yahudi bertanya kepada seorang sahabat Nabi saw. tentang penjaga neraka. Ia bertanya kepada Nabi saw. dan turunlah QS, 74 30 seketika itu juga yang menegaskan bahwa penjaganya adalah sembilan belas. "Ket. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi di dalam al-Ba'ts yang bersumber dari al-Barra'. عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ ﴿المدثر 30 وَمَا جَعَلْنَآ أَصْحٰبَ النَّارِ إِلَّا مَلٰٓئِكَةً ۙ وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِيمٰنًا ۙ وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ وَالْمُؤْمِنُونَ ۙ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْكٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ اللَّـهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۚ كَذٰلِكَ يُضِلُّ اللَّـهُ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ ۚ وَمَا هِىَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْبَشَرِ﴿المدثر 31 "Diantaranya ada sembilan belas Malaikat penjaga" QS,74 30 "Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi al-kitab da orang-orang yang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir menyatakan. "Apakah yang dikehendaki Allah Swt. dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan.? Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia QS, 7431. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa pada suatu hari Abu Jahl berkata Wahai golongan Quraisy! Muhammad mengatakan bahwa tentara Allah yang akan menyiksa kalian di neraka berjumlah sembilan belas, padahal kalian jauh lebih banyak jumlahnya. Apakah seratus orang dari kalian tidak mampu mengalahkan satu dari mereka? . Maka turunlah QS, 74 31 yang menegaskan bahwa penjaga itu bukan manusia tetapi malaikat dan jumlahnya itu hanya sebagai ujian atas keimanan mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu ishaq. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa setelah turun ayat " 'alaiha tis'ata'asyara" QS,74 30 seorang Quraisy bernama Abal Asad berkata "Wahai kaum Quraisy! Jangan takut pada yang sembilan belas, aku sendiri yang akan melawannya dengan pundakku yang kanan sepuluh dan dengan pundakku yang kiri sembilan" Maka turunlah ayat selanjutnya QS, 74 31 yang menegaskan bahwa penjaga itu adalah malaikat. Ket. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy berkata "Sekiranya Muhammad seorang yang benar hendaknya membuat bagi setiap orang surat jaminan, yang menerangkan bahwa mereka bebas dan selamat dari neraka" Maka turunlah QS , 74 52, 53 berkenaan dengan peristiwa itu. بَلْ يُرِيدُ كُلُّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ أَن يُؤْتَىٰ صُحُفًا مُّنَشَّرَةً ﴿المدثر 52 كَلَّا ۖ بَل لَّا يَخَافُونَ الْءَاخِرَةَ ﴿المدثر 53 "Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka". QS, 74 52 "Sekali-kali tidak . Sebenarnya mereka tidak takut kepada hari akhirat" QS, 74 53 Ket. Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari as-Suddi. Demikian uraian Asbabun Nuzul Surat Al-Muddatsir QS, 74. Semoga menjadikan tambahan wawasan dan menambah keiman kita dengan memahami Al-Quran melalui Asbabun Nuzul. Sumber Asbabun Nuzul KH Qamaruddin Shaleh. HAA. Dahlan. Prof. Dr. Dahlan Penerbit CV. Diponegoro Bandung Jl. Moh. Toha 44-46 Tel/Fax 5201215 1999 . 79 39 417 455 285 325 95 413